Nama Burung Hantu Milik Harry Potter

Nama Burung Hantu Milik Harry Potter

Penglihatan monokromatik

Burung ini memiliki penglihatan warna terbatas karena mata mereka memiliki lebih banyak sel batang daripada sel kerucut. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya dan memungkinkan penglihatan yang sangat baik dalam kondisi cahaya rendah, tetapi tidak mendeteksi warna.

Adaptasi ini membuat Burung Hantu Salju efektif berburu dalam kegelapan, meskipun mereka melihat dunia dalam skala abu-abu atau dengan warna yang sangat redup. Mereka mengandalkan perbedaan intensitas cahaya dan kontras untuk mengenali lingkungan dan mendeteksi gerakan mangsa.

Predator yang sangat sabar

Mereka adalah pemburu yang sangat sabar, sering kali menghabiskan berjam-jam duduk di titik pengamatan tinggi seperti tiang atau gundukan salju. Mereka menggunakan penglihatan dan pendengaran tajam untuk mendeteksi mangsa, lalu menyerang dengan kecepatan hingga 46 mil per jam dan presisi tinggi saat mangsa lengah. Teknik ini memungkinkan mereka menghemat energi di lingkungan yang keras dan memastikan keberhasilan dalam berburu.

Bagaimana Harry Potter jadi kutukan bagi burung hantu Indonesia?

Sumber gambar, BBC Indonesia

Rajib Hadie membayar lebih dari Rp1 juta untuk spesies burung hantu dengan nama Latin, Bubo Sumatranus. Saat masih kanak-kanak, burung hantu Indonesia ini mirip sekali dengan hewan peliharaan Harry Potter, Hedwig.

Dengan kacamatanya, Hadie juga mirip dengan tokoh penyihir rekaan penulis JK Rowling itu.

"Orang-orang bilang saya mirip Harry Potter dan semakin banyak yang bilang begitu setelah saya memelihara burung hantu. Dan burung hantu saya warna bulunya sama dengan burung hantu Harry Potter," kata Hadie.

"Sekarang banyak burung hantu yang dijual di Indonesia jadi makin mudah mendapatkannya," tambahnya pula.

Sumber gambar, BBC Indonesia

Mochie adalah nama burung hantu peliharaan Hadie. Matanya besar dengan bulu putih bergaris cokelat tipis serta paruh dan kaki putih.

"Yang saya sukai dengan Harry Potter adalah kita bisa masuk ke dunia lain yang berbeda dengan kenyataan sekarang. Ada makhluk ajaib dan luar biasa di dunia itu. Dan, untungnya, ada satu kesamaan dengan kenyataan, yaitu burung hantu. Di Indonesia, ada burung hantu yang sangat mirip dengan yang di film Harry Potter," kata Hadie.

Sumber gambar, BBC Indonesia

Rajib Hadie merupakan salah seorang anggota komunitas burung hantu Jakarta. Sejak didirikan tahun lalu, komunitas itu kini beranggotakan lebih dari 30 orang.

Berdasarkan penelitian antropolog Vincent Nijman dan ahli biologi konservasi Anne Nekaris dari Universitas Oxford Brookes di Inggris, jumlah burung hantu liar yang dijual di pasar-pasar burung Indonesia meningkat secara dramatis dalam 10 tahun terakhir.

Surveinya di 20 pasar burung menunjukkan ada 13.000 burung hantu yang dijual.

Sumber gambar, BBC Indonesia

Muhammad Rizaldi mengaku tetangga-tetangganya tidak terkesan ketika tahu dirinya memelihara burung hantu kecil dari Jawa setelah terinsipirasi film Harry Potter.

"Burung hantu dipandang sebagai hewan yang mistis. Ketika burung hantiu berkicau, orang percaya bahwa memang ada hantu datang. Mereka juga dikaitkan dengan dunia roh karena mereka aktif pada waktu malam dan muka mereka menakutkan," kata Rizaldi.

Sumber gambar, BBC Indonesia

Dia berkeras bahwa dirinya dan rekan-rekannya tidak menyalahgunakan burung hantu dan berupaya memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai burung hantu.

"Kami tidak memperlakukan burung hantu dengan kejam. Kami berupaya membuat hidup mereka sealami mungkin dan memberi makanan seperti yang mereka makan di alam liar. Bedanya di sini mereka dekat dengan alam, tapi juga mereka dekat dengan manusia."

Sumber gambar, BBC Indonesia

Akan tetapi, peneliti dan pegiat perlindungan satwa tidak sependapat.

"Hewan-hewan ini tidak akan pernah bisa dipelihara dengan sebaik apa pun. Mereka adalah burung liar dan mereka hidup di malam hari," kata Femke de Haas dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN).

"Ada aspek-aspek yang sangat negatif terkait kesejahteraan burung-burung ini, walau orang yang memeliharanya mengaku mencintainya dan melakukan sebaik mungkin. Mereka justru mendorong perdagangan burung ilegal," lanjut Femke.

Kehidupan keluarga

Burung Hantu Salju bisa bertelur hingga 11 butir dalam satu musim kawin, dengan jumlah yang dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, terutama lemming. Mereka sering menunjukkan perilaku monogami selama satu musim kawin, di mana pasangan jantan dan betina bekerja sama merawat telur dan membesarkan anak-anak mereka. Namun, mereka bisa berganti pasangan di musim berikutnya, tergantung pada kondisi lingkungan dan ketersediaan makanan.

Nah, itu dia beberapa fakta lain tentang burung hantu salju atau Snowy Owl semoga menambah wawasan buat kamu. Meskipun populasinya tidak terancam, kita harus tetap menjaga kelestarian hewan cantik ini.

Baca Juga: Fakta Menarik Burung Fiery-Throated Hummingbird, Bulunya bak Berlian

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Banyak penggemar Harry Potter ingin memelihara burung hantu.

Burung hantu Harry Potter, Hedwig, memang terlihat lucu dan tampak jinak. Dalam penelitian yang dipublikasikan Global Ecology and Conversation, Nijman dan Nekaris meyakini Hedwig menginspirasi para penggemar Harry Potter untuk memiliki burung hantu sendiri dengan menjadikan spesies langka tersebut sebagai peliharaan.

Dalam riset mereka, Nijman dan Nekaris menemukan penjualan burung hantu secara ilegal meningkat pesat seiring dengan bertambahnya popularitas Harry Potter. Pada 2001, tahun di mana film yang dibintangi Daniel Radcliff tersebut dirilis, hanya beberapa ratus burung hantu yang dijual ilegal di Indonesia.

Lalu, pada 2016, jumlah tersebut meningkat menjadi lebih dari 13.000 ekor. Harganya pun terbilang sangat terjangkau, yakni, mulai Rp 130-an ribu hingga Rp 400 ribu. Burung hantu kini juga semakin banyak ditemui di pasaran. Padahal, menurut Nijman dan Nekaris, sebelum 2001 ada kurang dari 0,1 persen burung hantu yang dijual.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Baca Juga: 15 Foto di Balik Layar Film Harry Potter yang Bikin Kangen

Habitat luas dan beragam

Mereka cenderung membuat sarang di permukaan tanah yang terbuka, terutama di atas gundukan salju atau tanah yang rendah. Mereka menggunakan bahan-bahan seperti rumput, dedaunan, dan bulu untuk membuat sarang yang sederhana dan tidak terlalu terlihat. Lokasi sarang yang terbuka memberikan mereka pandangan yang luas untuk mengamati lingkungan sekitar dan mendeteksi potensi bahaya atau mangsa yang mendekat.

Kemampuan berkamuflase

Bulu berwarna putih yang membantu mereka berkamuflase di lingkungan bersalju, sehingga mereka lebih sulit terlihat oleh predator dan mangsa. Warna bulu ini juga bisa sedikit berubah menjadi lebih gelap selama musim panas untuk menyesuaikan dengan lanskap tundra berbatu. Adaptasi ini memberikan perlindungan tambahan dan meningkatkan keberhasilan berburu di berbagai musim.

Pola diet yang khas

Dikenal sebagai pemangsa yang efisien, dengan diet utama berupa mamalia kecil seperti lemming dan tikus. Dalam kondisi tertentu, mereka juga memangsa burung yang lebih besar dan berbagai jenis mangsa lainnya. Kemampuan berburu mereka yang luar biasa, termasuk penglihatan dan pendengaran yang tajam, membuat mereka menjadi predator yang tangguh di habitatnya.

Beberapa populasi Burung Hantu Salju melakukan migrasi ke selatan, terutama ketika sumber makanan di habitat asli mereka menipis. Migrasi ini bisa membawa mereka ke daerah yang jauh dari habitat Arktik asli mereka, bahkan hingga ke negara bagian selatan seperti Texas di Amerika Serikat. Fenomena migrasi ini masih menjadi subjek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan.

Membangun sarang di permukaan tanah

Mereka cenderung membuat sarang di permukaan tanah yang terbuka, terutama di atas gundukan salju atau tanah yang rendah. Mereka menggunakan bahan-bahan seperti rumput, dedaunan, dan bulu untuk membuat sarang yang sederhana dan tidak terlalu terlihat. Lokasi sarang yang terbuka memberikan mereka pandangan yang luas untuk mengamati lingkungan sekitar dan mendeteksi potensi bahaya atau mangsa yang mendekat.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Meskipun dikenal sebagai burung hantu, Burung Hantu Salju memiliki suara yang berbeda dari kebanyakan spesies burung hantu lainnya. Suara mereka cenderung lebih rendah dan kurang sering terdengar, terutama karena mereka berkomunikasi di habitat yang luas dan terbuka. Suara mereka yang unik ini merupakan adaptasi terhadap lingkungan Arktik yang mereka huni.

Ciri fisik yang mudah dikenali

Dengan bulu putih bersih yang menyelimuti tubuhnya, Burung Hantu Salju menampilkan penampilan yang memukau dan mudah dikenali. Jantan dewasa memiliki bulu yang hampir sepenuhnya putih, sementara betina dan anak muda memiliki bintik-bintik dan garis-garis hitam. Bulu tebal mereka tidak hanya indah tapi juga fungsional, memberikan isolasi yang sangat baik terhadap dingin yang ekstrem.